1. THE EXSORCISM OF EMILY ROSE
Film ini terpengaruh dari kisah seorang gadis remaja Annelise Michel, yang sebelumnya adalah gadis remaja biasa.
Kejadian aneh dimulai ketika usianya 17 tahun pada 1968 ia kejang-kejang dan mengalami serangan epilepsi pertamanya pada 1969, pada saat itulah Annelise mulai berhalusinasi tentang setan ketika ia sedang berdoa. Pada tahun 1975, dia ditetapkan menderita depresi dan hingga sering sekali melukai dirinya sendiri sampai beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
Seseorang yang pertama mendiagnosis bahwa Annelisse mengalami kerasukan adalah seorang perempuan tua yang menemaninya saat ia berziarah. Dia melihat Anneliese berjalan menghindar melewati gambar tertentu dari Yesus, dan ketika ia menolak untuk minum air yang berasal dari mata air suci. Kemudian seorang pengusir setan dari kota terdekat memeriksa Anneliese dan menyimpulkan bahwa ia dirasuki. Setelah pengobatan medis yang selalu gagal, akhirnya ritual eksorsisme dipilih yang dilakukan oleh seorang Uskup. Pada saat itu Annelise mulai melukai dirinya sendiri dan menolak untuk makan.
Anneliese melakukan sejumlah tindakan yang sangat aneh. Ia menjilat urinnya sendiri dari lantai. Dia memakan lalat, laba-laba, dan batubara. Dia menggigit kepala burung mati. Annelise pernah merangkak di bawah meja dan menggonggong seperti anjing selama dua hari. Ia sering mendengar teriakan melalui dinding selama berjam-jam. Merobek pakaian dan kencing di lantai. hingga mengakibatkan tubuh dan wajahnya terlihat mengerikan, orang di sekitarnya hampir tidak mengenalinya. Annelise meninggal pada tahun 1 juni 1976 yang diakibatkan karena dehidrasi dan malnutrisi, dan hampir selama satu tahun menderita semi kelaparan ketika ritual exorcism dilakukan.
2. 4BIA
Bingung dengan judulnya?
4bia atau Phobia adalah film horor Thailand yang terbagi atas empat segmen yaitu :
a. Kebahagiaan/Kesendirian
Pin adalah seorang gadis muda yang tinggal sendirian diapartemennya. Kecelakaan yang menyebabkan kakinya harus digips sukses menyabotase kesehariannya, dan membuatnya terus berada dikamarnya. Kesehariannya hanya melihat internet dan kirim sms dengan temannya, sampai suatu ketika ada sebuah sms dari nomor tak dikenal yang ingin kenalan dengan Pin. Awalnya Pin merasa sangsi, tapi karena ia benar-benar tidak ada pekerjaan, ia akhirnya melayani pengirim itu. Pin pun senang ketika tahu bahwa pengirim sms itu adalah seorang pria.
Keseharian Pin berubah menjadi lebih ceria, karena pria itu membalas sms-sms Pin cepat sekali, tidak seperti teman-temannya. Sesuai judul segmen ini, Pin akan merasa bahagia jika sms-nya langsung direspon, tapi sangat kesepian kalau sms-nya tak kunjung direspon. Pria itu pun minta Pin mengirimkan fotonya, dan Pin meminta sebaliknya. Setelah mengirimkan fotonya, Pin dikejutkan karena pria tadi hanya mengirimkan kembali foto yang Pin kirimkan padanya. Pin merasa si pria mempermainkannya, sampai pria itu meminta Pin untuk melihat lebih jelas difotonya, dan ketika dilihat, terlihatlah siluet seorang pria sedang ikut berfoto dengan Pin.
Ketakuan, Pin pun memilih untuk tidak selalu membalas sms pria itu. Tapi anehnya, pria itu selalu tahu dan selalu minta Pin membalas smsnya. Pin tambah terkejut ketika pria itu bilang akan datang. Lampu-lampu pun mulai mati dengan sendirinya, dan ketika pria itu bilang ia sudah sampai, hantunya muncul dan membuat Pin terlontar dari jendela. Lalu flashback dimulai. Pria itu ternyata bunuh diri karena diputuskan sepihak oleh pacarnya. Ia pun menabrakkan diri kedepan taksi yang kebetulan sedang ditumpangi Pin, dan menyebabkan kecelakaan yang mematahkan kaki Pin. Kamera kembali ke Pin dan handphone-nya yang ikut terjatuh. Handphone yang tadinya mati itu hidup kembali, dan layarnya menampilkan wajah Pin dan pria itu, karena keduanya yang sama-sama kesepian telah bersama selamanya.
b. Mata Ganti Mata
Pink adalah siswi SMU yang juga anggota dari geng sekolah yang paling berkuasa. Suatu hari, gengnya kecuali Pink dan Chieko, anggota lain, dilaporkan oleh seorang siswa nerd bernama Ngid karena ketahuan sedang menghisap ganja. Ngid pun dihajar habis-habisan oleh geng itu. Beberapa hari setelah malam “penghajaran” Ngid, ia kembali kehadapan geng itu, dengan membawa buku yang jika sebuah gambar dilihat, yang melihatnya akan segera mati. Geng itu kembali menangkap Ngid, tapi Chieko melihat gambar itu dan terjatuh kederetan besi tajam yang melubangi lehernya. Pemimpin geng yang marah karena Chieko terluka pun mendorong Ngid dan secara tidak sengaja membuatnya melihat gambar itu sendiri. Ngid pun ketakutan karena ia sekarang terkena kutukan, dan karena tidak hati-hati ia pun terjatuh dari jendela dan tertusuk tiang bendera diluar.
Disaat siswa-siswi lain sibuk dengan mayat Ngid, geng itu pun membawa Chieko keapartemennya, tapi terlambat. Geng itu pun sedih karena salah satu anggotanya meninggal, tapi salah satu anggota lain melihat kertas yang menyebabkan kutukan itu, dan ia pun meninggal karena tertimpa AC dan meledak. Baling-baling AC pun melayang dan menebas salah satu kepala anggota lain. Kertas itu pun sekarang didapatkan oleh ketua geng, dan ia pun meninggal karena terjatuh dari apartemen. Sekarang tersisa Pink sendirian. Ia pun berusaha untuk tidak melihat kertas itu, tapi arwah Ngid tetap berusaha memaksanya. Akhirnya, Pink berhasil diselamatkan polisi sebelum melihat kertas itu.
Polisi menginterogasi Pink dan tidak percaya dengan semua ceritanya. Karena sebuah keributan terjadi, polisi harus meninggalkan Pink sendirian. Disaat itulah Pink didatangi arwah Ngid yang kembali memaksanya melihat kertas itu. Monster-monster pun berdatangan dan memegangi kepala Pink agar ia tidak bisa menutup matanya. Setelah mengatasi keributan, polisi pun teringat pada Pink dan kembali kepadanya, namun polisi itu sangat terkejut terhadap kondisi Pink. Satu persatu tetesan darah mulai mengalir dari wajahnya, dan ada dua buah bola mata berlumuran darah di atas meja. Pink hanya tertawa dan mengatakan dengan mencabut kedua bola matanya, hantu itu tidak akan pernah bisa memaksanya untuk melihat kertas itu.
c. Orang Ditengah
Aey, Puak, Shin dan Ter adalah pemuda yang menyukai rafting. Sebelum tidur, mereka saling bercerita dan mengejek, namun salah satu diantaranya, Aey, bercanda bahwa jika ia mati disana, ia akan mengajak orang yang tidur di tengah untuk tidur bersamanya. Keesokan harinya, ketika sedang bermain arung jeram, karena kebodohan Puak yang berdiri di atas kapal, kapal mereka pun sukses terbalik dan menjatuhkan semua penumpangnya. Aey, Puak dan Shin berhasil sampai ketepian, tapi Ter masih tenggelam. Aey pun berinisiatif menolongnya, tapi ketika Ter sampai ketepian, Aey sudah tidak terlihat lagi.
Malamnya ketika akan tidur, Ter pun teringat terhadap candaan Aey malam sebelumnya, yang diikuti dengan persetujuan dari Shin. Puak yang awalnya tidak peduli, akhirnya memutuskan bahwa mereka akan tidur dengan posisi segitiga agar tak ada yang tidur di tengah. Belum tertidur lama, sesuatu datang ketenda mereka. Grup itu ketakutan sebelum menyadari bahwa sesuatu itu adalah Aey. Mereka pun dengan lega bisa melanjutkan rafting, tapi Shin dan Ter menyadari keanehan Aey yang diam saja sejak kembali. Mereka membangunkan Puak dan berdiskusi diluar, namun saat kembali ketenda, Aey yang tadinya tidur sudah tidak ada disana.
Mereka pun berasumsi bahwa Aey sudah meninggal dan kembali sebagai hantu, namun ia muncul kembali dan meminta ditemani buang air kecil. Ter pun menemani Aey, namun disungai, Ter terkejut menemukan mayat Aey dan meninggalkan Aey yang sedang buang air disana. Shin dan Puak memutuskan bahwa mereka harus pergi dari sana menggunakan perahu. Ditambah lagi, mereka menemukan mayat Aey disebelah perahu. Tapi Ter merasa lain, dan ia memanggil nama-nama Aey dengan harapan Aey akan muncul dan melihat mayatnya sendiri, sehingga ia tidak akan menghantui mereka bertiga lagi. Aey pun muncul, dan Ter mengangkat mayat itu kepada Aey. Shin menyadari bahwa mayat yang diangkat Ter bukanlah mayat Aey, tapi mayat Ter sendiri.
Ter terkejut setengah mati ketika menyadari bahwa itu adalah mayatnya. Shin dan Puak tambah terkejut lagi ketika melihat mayat Aey dan mayat mereka berdua. Ternyata setelah jatuh dari kapal, mereka sebenarnya tidak pernah kembali kedaratan dan meninggal karena tenggelam. Aey pun tersenyum senang karena akhirnya teman-temannya mengerti bahwa mereka semua sudah meninggal.
d. Penerbangan 224
Pim, seorang pramugari dikejutkan bahwa ia harus mengudara pada hari liburnya untuk menjemput seorang putri dari kerajaan Vanistan, Sophia. Awalnya ia akan berdua dengan temannya, Tui, tapi Tui sedang ada masalah dan Pim pun sendirian bersama putri Sophia dipesawat itu. Suami putri Sophia, pangeran Albert sudah terlebih dahulu berada di Thailand. Selama dipesawat, putri Sophia bertindak semena-mena pada Pim, mulai dari menjatuhkan kopi panas ketangan Pim sampai menceritakan bagaimana hukuman bagi yang berselingkuh dikerajaannya, yaitu wanita itu akan disiksa, dan sebelum meninggal, ia harus berlutut pada istri dari pria yang diselingkuhinya untuk minta ampun. Pim pun berniat balas dendam, yaitu kopi yang baru dibuatnya ia aduk dengan hak sepatunya. Namun sialnya, putri Sophia tidak ingin lagi minum kopi.
Putri Sophia pun sadar bahwa Pim memakai cincin yang sama dengannya, cincin yang diberikan pangeran Albert. Setelah menginjak cincin itu, Pim pun pergi kebelakang dan menelepon kapten pesawat dengan harapan ia bisa mengerjakan sesuatu daripada hanya disuruh dengan semena-mena oleh putri itu. Sayang, sang kapten tidak membutuhkan apa-apa. Ketika waktu makan siang, Pim pun menyediakan makan siang untuk putri Sophia, namun ia menolaknya. Putri Sophia tidak kehilangan akal untuk menyusahkan Pim, ia meminta makan siang Pim untuk dimakannya. Pim lalu membuka makan siangnya, yaitu mie dengan sayur dan udang, namun ternyata putri Sophia punya alergi terhadap udang. Pim sempat tidak ingin menyediakan makanan itu, tapi ketika putri Sophia terus menerus memanggilnya, ia pun menyingkirkan udang-udangnya dan menyediakan mienya saja untuk putri Sophia.
Diluar dugaan Pim, putri Sophia terlihat menikmati mienya itu. Namun ketika ia kembali kebelakang, putri Sophia terlihat batuk-batuk keras. Saat Pim menawarinya minum, putri Sophia langsung menyerobot ketoilet. Pim pun menyadari bahwa ada beberapa foto dikursi sebelah kursi putri Sophia, dan terkuaklah bahwa sebenarnya Pim pernah berselingkuh dengan pangeran Albert selama ia berada di Thailand, dan kehadiran putri Sophia kesana hanyalah untuk membuktikan apakah Pim benar-benar seorang pramugari dipenerbangan itu. Pim yang akan meninggalkan kursi putri Sophia bertemu dengannya dari toilet, dan sekarang jelas bahwa putri Sophia telah memakan udang yang menyebabkannya alergi.
Sore itu pun putri Sophia langsung dikabarkan meninggal, dan akan langsung dibawa kembali kekerajaannya. Sialnya lagi, Pim harus kembali menjadi pramugari seorang diri dipesawat itu menemani mayat putri Sophia. Pim mulai mendapatkan penglihatan-penglihatan tentang mayat yang bergerak sendiri. Pim melaporkannya pada kapten pesawat, namun tidak direspon karena kurang bukti. Mayat putri Sophia kembali hidup, dan Pim yang terkunci di WC bersama mayat itu pun menjadi tidak terkendali. Kapten pesawat pun mendudukkannya tepat di depan mayat putri Sophia dan mengikat tangannya agar ia tidak bisa kemana-mana. Pim histeris ketika mayat putri Sophia mulai hidup di depan matanya sendiri, dan layar menjadi gelap.
Ketika sampai di kerajaan Vanistan, para penjemput mayat putri Sophia dari kerajaan pun terkejut melihat keadaan. Sesuai cerita putri Sophia tentang perselingkuhan sebelumnya, Pim terlihat sedang bersujud di depan mayat putri Sophia yang sebenarnya tidak bergerak sama sekali, hanya saja kepala Pim sudah terpelintir kebelakang.
Yang paling mengejutkan bagi saya pribadi adalah Penerbangan 224, karena banyak hal-hal yang bikin penasaran dan bikin senam jantung alias mengagetkan.
3. SHUTTER
Cerita berawal ketika sepasang kekasih Tun dan Jane menabrak seorang wanita pejalan kaki saat mengendarai mobil sepulang makan malam bersama rekan-rekannya. Entah dari mana wanita itu berasal tiba-tiba tabrakanpun tak bisa terhindarkan hingga wanita misterius itu tersungkur di tengah jalan. Setelah sempat tertegun dengan apa yang telah terjadi, Tun dan Jane langsung tancap gas meninggalkan lokasi karena merasa aneh dengan apa yang telah menimpanya.
Meski kejadian tengah malam itu berusaha dilupakan, Jane tidak bisa lepas dari bayang-bayang bersalah yang malam itu kebetulan ia yang membawa mobil. Berbeda dengan Tun yang tidak lagi mengingat-ingat peritiwa itu terlebih karena kesibukannya sebagai fotografer. Namun kehidupan Tun mulai terusik ketika hampir seluruh hasil jempretan di depan kampusnya menyisakan cacat aneh seperti kepulan asap memanjang. Keanehan yang tak kalah mengagetkan adalah penampakan sosok misterius di tengah wisudawan ketika Tun akan mengambil foto.
Awalnya Tun menyangka itu semua terjadi karena kerusakan pada kamera namun setelah ditujukan foto-foto serupa oleh pemilik toko cuci cetak, Tun baru yakin foto-foto yang cacat itu tiada lain adalah penampakan mahluk halus. Apakah ini ada hubungannya dengan peristiwa tertabraknya seorang wanita pejalan kaki? Entahlah yang jelas mahluk halus ini kerap mengganggu Tun dan Jane dalam bentuk penampakan sosok menyeramkan. Bahkan satu persatu rekan-rekan sekampus Tun bunuh diri tanpa ada alasan yang jelas.
Dihantui rasa takut dan penasaran yang besar, Tun dan Jane berusaha mengungkap mahluk halus itu. Penelusuran pertama dilakukan dengan mencari laporan kecelakaan di kantor polisi namun anehnya tak ada laporan terjadi kecelakaan waktu itu. Tanpa sepengetahuan Tun, Jane mencoba menelusuri jejak mahluk halus hasil foto milik Tun. Ternyata kepulan asap yang nampak pada foto menyambung hingga berakhir di sebuah ruangan kampus. Tanpa pikir panjang, Janepun masuk ke ruangan itu yang tiada lain adalah ruangan laboratorium. Penampakan mahluk halus dan gangguan-gangguan lain kembali terjadi.
Jane tanpa sengaja menemukan foto seorang wanita di ruangan kerjanya yang mirip dengan wajah mahluk halus yang kerap muncul itu. Setelah didesakan, Tun mengaku foto itu adalah teman kampus yang pernah jadi kekasihnya, Natre. Hubungan mereka cukup dalam hingga Tun pernah mengencaninya.
Namun Tun mencapakan Natre setelah mendapatinya tengah diperkosa tiga teman dekat Tun di ruangan labolatorium. Frustasi atas apa yang terjadi, Natre nekad bunuh diri dan akhirnya meninggal di rumah orang tuanya akibat overdosis. Orang tua Natre membiarkan jasadnya tanpa dikremasi sehingga arwahnya gentayangan menuntut balas pada mereka yang pernah menyakiti.
Meski dari sisi cerita relatif datar dan konflik yang digarap kurang mendalam, sebagai sebuah film bergenre horor, “Shutter” cukup berhasil menyebar ketakutan lewat berbagai adegan penampakan yang mengagetkan. Karena itu film ini layak direkomendasikan bagi anda yang gemar tantangan dan uji nyali.
4. THE EYE
The Eye bercerita tentang gadis pemain biola bernama Mun yang melakukan transplantasi mata. Mun gembira karena akhirnya ia dapat kembali melihat setelah sekian lama buta. Sekarang masalahnya, ia mulai melihat hal-hal aneh. Di rumah sakit, Mun melihat ada bayangan yg menghampiri dan mengajak pergi salah satu pasien di rumah sakit. Keesokan harinya pasien itu mati. Mun kemudian mencari informasi tentang orang yang menjadi donor matanya. Ia pergi ditemani oleh keponakan dokternya (seorang psikolog) yang menganggap Mun “lebih dari sekedar pasien biasa”.
0 komentar:
Posting Komentar