banaanaalicious. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MITOS JELANGKUNG

Setelah denger ada yang cerita mengenai Jelangkung, saya teringat pengalaman dulu waktu SMP. Waktu SMP ada seorang teman nyeletuk saat jam pelajaran kosong, "Main Jelangkung yuk?". Karena gak terlalu paham sama apa itu Jelangkung akhirnya beberapa anak yang mau ikutan main ngumpul jadi satu. Kita berencana main Jelangkung pas istirahat. Saat jam istirahat kita ngumpul di gudang sekolah, sekitar 4 orang, menurut temen saya yang ngajakin pemainnya gak boleh ganjil (entah kenapa gak boleh).

Media yang kita gunakan saat itu adalah kertas yang sudah ditulis huruf dari A-Z dan koin. Setelah itu kita meletakkan jari telunjuk ke koin tersebut. Mulailah teman saya membacakan mantranya ”Jelangkung-jelangkung disini ada pesta … Datang tak dijemput pulang tak di antar” begitu dilakukan berulang-ulang. Pada satu ketika koin tersebut tiba-tiba bergerak sendiri, saya pikir kok bergerak? Ya saya otomatis bilang "Sapa nih yang gerakin?" Jawaban temen-temen yang lain cuma nggeleng saja. Doeng.......berarti????

Karena sudah datang akhirnya teman saya yang tadi baca mantra bertanya tentang siapa nama "tamu" itu, lahir tahun berapa dan dimana. Pertanyaan berikutnya dilontarkan oleh teman saya yang satu lagi (dan paling mengejutkan) kira-kira begini, "Kamu sekarang ada dimana?" lalu si "tamu" itu menggerakkan koin tersebut dan dia bilang kalo ada diantara kami. "Kami siapa?" Koin tersebut menyebutkan 2 nama, berarti ada diantara aku sama temanku itu. Wa...alhasil kami semua pada melepaskan koin itu dan lari keluar gudang. Uda gak perduli lagi sama "tamu" tadi. Untungnya setelah itu kita gak kenapa-kenapa sih, gak ngalami "diganggu" juga. Kapok deh main kayak gituan lagi.

Saya jadi penasaran lagi tentang Jelangkung, tapi kali ini cukup membahas saja mengenai apakah Jelangkung itu, ritualnya serta Jelangkung  dari beberapa versi negara.


Apakah Jelangkung itu ?
Jelangkung adalah permainan memanggil atau mengundang roh atau hantu untuk datang. 
Asal-usul kata Jelangkung.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jelangkung diartikan sebagai boneka (orang-orangan) yang dilengkapi alat tulis di bagian tangan atau tengahnya, digunakan untuk memanggil arwah untuk masuk ke dalam boneka tersebut, kemudian akan berlangsung tanya jawab. Jawaban sang arwah diberikan melalui tulisan tangan.
Tidak banyak yang tahu asal mula serta perkembangan Jelangkung di Nusantara. Sejauh ini, budaya Jelangkung dianggap sama tuanya dengan seni tari atau seni pertunjukan lainnya. Padahal, dari temuan sejarah diketahui bahwa permainan Jelangkung berasal dari daratan Tiongkok dan kini sudah punah, hal ini terungkap dari penelusuran ilmiah terakhir yang dilakukan.

Keberadaan tradisi Jelangkung sudah berusia 1.500 tahun. Bukan hanya sekadar menjadi permainan, namun lebih difungsikan sebagai media untuk bertanya tentang peruntungan atau ramalan.
Nama Jelangkung, dianggap berasal dari bahasa Tionghoa “Cai Lan Gong” yang bisa diartikan secara harfiah sebagai “Arwah Keranjang Sayur” karena bentuk Jelangkung di Tiongkok sedikit berbeda dengan bentuk Jelangkung yang populer di Indonesia. Jika di Indonesia berupa boneka dengan kepala dari batok kelapa, dan bagian tangan yang sudah dipasangi alat tulis. Sedangkan Jelangkung Tiongkok menggunakan keranjang sayur sebagai bagian bawah bonekanya agar bisa berdiri.

Pertama kalinya kata Jelangkung muncul pada teks kuno dari abad ke-5, dan apa yang orang Indonesia lakukan untuk bermain Jelangkung persis sama seperti penjelasan dalam teks kuno tersebut. Seperti boneka Jelangkung yang harus dipakaikan baju, ada lagu atau mantra yang harus diucapkan untuk memanggil arwah pengisi Jelangkung, termasuk penjelasan tentang bagaimana Jelangkung bergerak ketika menjawab pertanyaan. Hingga kemudian, alat tulis ditambahkan untuk memperjelas jawaban dari Jelangkung. Belum lagi dengan kunci yang digantung di leher Jelangkung, yang dicelupkan ke dalam gelas kopi atau air putih jika si arwah memintanya.

Kesamaan lain antara Jelangkung Tiongkok dengan Jelangkung Nusantara yakni kebanyakan  digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sepele seperti nomor lotere yang akan menang, atau siapa yang akan menjadi pacar dari siapa.
Jauh sebelum Jelangkung memiliki bentuk seperti ini, dikenal pula permainan mistis bernama “Fu Ji” berupa tangkai kayu berbentuk seperti huruf “Y”. Pada sisi kanan dan kiri dipegang oleh dua orang, sedangkan ujung yang paling bawah bergerak menulis di atas hamparan pasir. Tradisi ini terkait erat dengan agama tradisional Tionghoa, yaitu ajaran Tao yang memiliki banyak metode ramalan.

Sementara Untuk persoalan kepercayaan serupa itu, di Jawa dikenal istilah Ni Towong. Hal ini bisa dipandang sama disebabkan oleh kisah mitos dan kepercayaan yang menyelimuti keduanya tidak ada perbedaan.


Ritual Jelangkung Versi Indonesia (secara umum)
Jelangkung merupakan permainan boneka kayu yang sarat akan kekuatan ghaib dimana para pemainnya memanggil atau mengundang roh atau hantu untuk datang. jaelangkung merupakan sebuah permainan warisan nenek moyang kita dulu dimana pertama kali jaelangkung merupakan permainan yang dahulu sangat digemari oleh orang-orang dulu karena sarat akan kekuatan ghaib nya.


Biasanya permainan ini dilakukan oleh empat 3 orang' yaitu orang yang memangku/menggendong boneka jelangkung, yang membaca mantra, dan orang yang mempersiapkan alat tulis. Permainan ini kebanyakan dilakukan di tempat yang angker dan pada waktu malam hari, biasanya antara jam 10 malam ke atas.






Jelangkung dalam Versi Luar Negeri
1. Amerika dan Sekitarnya
a. Ouija Board. 
Ouija Board merupakan salah satu cara untuk menjalankan aktivititas spiritual yaitu    dengan memanggil roh si mati dari alam ghaib. Perkataan ‘Ouija’ dipetik dari bahasa Jerman dan Perancis yang bermaksud ‘Ya’ - Oui dan Ja. Papan ‘Ouija Board’ terdiri dari berbagai jenis dan bentuk tetapi biasanya berbentuk papan datar yang mempunyai huruf-huruf abjad, angka, perkataan ‘YES’ dan ‘NO’ serta ‘GOOD BYE’. Orang yang menggunakan Ouija Board akan meletakkan tangan mereka di atas satu penunjuk dan penunjuk itu akan digerakkan oleh arwah tersebut. Seandainya si arwah datang maka penunjuk akan bergerak ke huruf-huruf abjad di papan Ouija memberi respon kepada pemain Ouija Board.




b. Bloody Mary
Hantu dari Dalam Cermin Bloody Mary merupakan cerita misteri yang berkembang di kalangan masyarakat di negara negara barat kisah ini kurang lebih seperti cerita Jelangkung di Indonesia karean untuk mendatangkan mahluk gaib yang ada di dalamnya memerlukan pangilan kalau untuk memangil jelangkung jelangkung biasa kita akan membaca mantra “Datang nggak dijemput, pulang nggak diantar.” Sementara untuk memanggil “Bloody Mary” harus mengucap, “Mary Worth, Mary Worth, I believe in Mary Worth” secara berulang-ulang  sampai hantu dalam cermin tiba.

Siapakah Bloody Mary atau Mary Worth? Urban legend ini berawal dari kisah berikut.

Suatu ketika, hiduplah seorang gadis muda bernama Mary Worth. Parasnya sangat cantik. Banyak pemuda yang menaksirnya.

Suatu hari Mary Worth mengalami kecelakaan sehingga wajahnya hancur, tak bisa dikenali lagi. Oleh orang tuanya, ia tidak boleh melihat cermin agar tidak sedih karena wajahnya sudah tak ada bentuknya. Padahal saat masih “sempurna” Mary Worth sering mengagumi wajahnya di depan cermin.

Suatu malam, setelah semua orang di rumah tidur, ia sangat penasaran bercermin. Mary pun menuju kamar yang ada cerminnya. Betapa kagetnya ia ketika melihat wajah yang hancur saat berkaca. Mary langsung menghancurkan cermin tersebut dan teriak sekeras-kerasnya.

Saat itulah ia menjadi sangat kecewa dan meratapi wajah cantiknya yang dulu. Aneh, Mary langsung berjalan ke dalam cermin dan tinggal di dalamnya. Ia akan muncul ketika ada orang yang memanggil namanya lewat cermin…dan mengambil mata orang yang memanggilnya.

Cerita ini seolah takhayul belaka. Namun, ada beberapa laporan yang beredar soal penampakan Mary Worth saat mencoba memanggilnya.


2. Asia.
a. Jepang.
Ritual ini sebenarnya digunakan di Jepang untuk berkomunikasi dengan roh yang bergentayangan untuk berbagai keperluan, dan boneka digunakan sebagai pengganti tubuh manusia sebagai media.
Alat dan Bahan:
- Sebuah boneka dengan bagian tubuh lengkap (kepala, 2 kaki dan 2 tangan)
- Beras (secukupnya untuk mengisi boneka hingga penuh)
- Jarum dan benang merah
- Benda tajam (pisau, gunting, pecahan kaca juga boleh )
- Secangkir penuh garam (usahakan garam alami)
- Tempat sembunyi


Persiapan:

- Keluarkan semua kapas dlm boneka, lalu masukkan beras hingga penuh
- Potong sedikit kuku anda dan masukkan kedalam boneka bersama beras, lalu jahit boneka tsb dengan jarum dan benang merah.
- Isi bak mandi dengan air.
- Letakkan secangkir air garam ditempat bersembunyi.


Mari masuk kebagian serunya;

Langkah-langkah:
1. Beri nama boneka tersebut(apapun asal jangan nama anda sendiri)
2. Ketika tepat pukul 3 pagi, katakan pada boneka “___(nama anda sendiri) yang pertama jaga.” tiga kali.
3. Pergi ke kamar mandi dan letakkan boneka kedalam bak mandi yang berisi air.
4. Matikan semua lampu dirumah, lalu pergi ke tempat anda bersembunyi dan nyalakan televisi*.
5. Hitung dari satu sampai sepuluh dengan mata tertutup, lalu kembali ke kamar mandi dengan benda tajam.
6. Ketika sudah sampai, katakan kepada boneka “Aku menemukanmu ___(nama boneka).” Lalu tusuk boneka tersebut dengan benda tajam.
7. Setelah itu bilang “Kamu yang jaga berikutnya, ___(nama boneka).” dan letakkan kembali boneka ke bak mandi.
8. Lari, sekali lagi lari menuju tempat bersembunyi dan bersembunyilah.
PENTING: JANGAN HENTIKAN RITUAL DITENGAH JALAN, RITUAL INI HARUS DILAKUKAN SAMPAI AKHIR!


Cara menyelesaikan:

- Masukkan setengah air garam kedalam mulut ( jangan diminum )
- Keluar dari tempat persembunyian dan cari boneka tadi ( Note: jika ritual ini berhasil, maka boneka itu tidak akan ada di kamar mandi )
- Jika sudah ketemu, siram boneka tersebut dengan garam yang tersisa di cangkir, dan siram juga dengan air garam didalam mulut anda.
- Katakan “Aku menang” tiga kali.
Hal ini seharusnya mengakhiri ritual.
Setelah semua selesai, keringkan dan bakar boneka tadi.


Hal penting lainnya:

- Jangan keluar rumah sebelum ritual berakhir.
- Matikan SEMUA lampu ketika ritual berjalan.
- Tetap diam ketika bersembunyi
- Ingat, jika anda tinggal bersama dengan orang lain, orang itu mungkin akan secara tidak langsung berpartisipasi dalam ritual ini.
- Jangan teruskan ritual lebih dari satu atau 2 jam.
- Untuk amannya, sebaiknya buka semua kunci didalam rumah, dan suruh beberapa teman untuk berjaga didekat rumah.
- Usahakan membawa handphone ditangan kalau-kalau terjadi sesuatu.
- Jika anda bersembunyi tanpa air garam kemungkinan anda akan bertemu dengan “sesuatu yang bergentayangan” di sekitar anda.


Keterangan lain:

1. Alasan kenapa harus menyalakan televisi ketika bersembunyi adalah karena televisi dapat berfungsi sebagai “radar” untuk mendeteksi kehadiran “sesuatu” disekitar.
2. Beras melambangkan isi tubuh manusia dan juga berperan untuk mengundang roh gentayangan.
3. Benang merah melambangkan aliran darah. Benang ini menyegel roh halus didalam boneka.
4. Dengan memutuskan benang, itu artinya anda merusak segel dan mengeluarkan roh yang terperangkap didalam boneka.
Permainan ini keberadaannya serupa seperti permainan Jelangkung di Indonesia, banyak yang mempercayai hanya mitos belaka namun ada saja orang-orang yang beradrenalin tinggi yang memainkannya. 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar